Senin, 24 Mei 2010

TEORI PENDIDIKAN PLATO (terjemahan)

VI. TEORI PENDIDIKAN PLATO

A. Menyediakan kesempatan pendidikan untuk semua warga Negara adalah salah satu diantara tanggung jawab kepala Negara. Ini berarti bahwa pendidikan untuk perempuan setara dengan laki – laki. Hal itu ditujukan untuk semua orang tanpa memperhatikan status ekonomi mereka maupun kedudukan sosial dalam suatu komunitas. Tujuan dari program pendidikan tersebut adalah untuk mencerdaskan dan mengembangkan bakat yang tersembunyi pada setiap individu. Kesejahteraan setiap orang seperti itu adalah tanggungan Negara seperti yang sedang berlangsung sukses dengan program pendidikan yang telah dilaksanakan.

B. Pendidikan untuk semua anak dimulai pada tahun pertama. Melatih pelajaran olahraga yang akan ditemani oleh instruktur dari keluarga untuk menjaga kesehatan tubuh. Hal itu dapat dipercaya bahwa pendidikan yang terus menerus akan sangat mengurangi garis ini, jika hal tersebut tidak dapat menghapuskan bagian yang membutuhkan layanan dari dokter pada beberapa waktu yang lalu. Instruksi tersebut termasuk moral dan agama, dengan materi seperti membaca, menulis, musik (mendengar) dan berhitung. Hal itu sebaiknya dicatat bahwa konsep pendidikan Plato lebih dari sekedar melatih seseorang agar lebih pandai. Hal tersebut meliputi fisik dan perkembangan moral yang lebih baik. Walaupun itu termasuk kebutuhan yang digunankan untuk beberapa bentuk indoktrinasi untuk anak – anak yang masih belum dikembangkan yaitu kapasitas pikiran mereka sendiri, tujuan itu sangat baik untuk seluruh pendidikan yang memungkinkan seseorang untuk melihat pada dirinya sendiri bahwa kebenaran sangat diperhatikan pada topik diskusi.

C. Ujian akan dilaksanakan pada jarak waktu yang tepat. Tujuan dari ujian ini adalah mengungkapkan dua kekuatan dan kelemahan pada bagian yang dimiliki oleh setiap individu. Dasar dari ujian itu akan menentukan apakah para siswa bisa melanjutkan dengan pendidikan formal mereka atau menghindar pada kegiatan yang telah di berikan oleh para ahli. Hal itu merupakan salah satu yang memberi bukti bahwa kemampuan intelektual yang unggul akan dapat mengejar pendidikan lebih lanjut. Setelah ujian selanjutnya salah satu yang gagal untuk naik tingkat yang paling tinggi akan dihapuskan dari pendidikan lanjut dan mereka akan mengambil tempat di antara alat – alat bantu.

D. Kursus ditentukan untuk memilih beberapa hal yang sangat rancu, salah satunya dirancang untuk menghapuskan semua itu yang tidak dimiliki cendikiawan lain maupun kualifikasi moral untuk memiliki tanggungjawab yang tinggi dikantor yang telah mereka tempati. Tekanan itu akan diberikan untuk mata pelajaran matematika, prospektif dalam peraturan tersebut harus mempunyai kapasitas untuk berpikir focus. akhirnya mereka harus menjadi pakar yang menjanjkan dengan ide dan relasi mereka kepada satu yang lainnya dan dengan perhatian yang spesial untuk pemikiran yang baik. Ini yang dapat memenuhi semua syarat yang akan secara otomatis manjadi sebuah aturan di suatu Negara. Mereka tidak akan dipilih pada pemilihan umum.

VII. FILSAFAT AGAMA

  1. Seluruh kekuatan dan sifat yang ada pada Plato direfleksikan pada ucapannya mengenai agama. Seperti Socrates sebelumnya, ia telah khusus mengkritisi pemikiran mengenai agama yang telah ada. Bayak kepercayaan popular yang telah melakukannya dengan Tuhan sebagai Homeric pantheon dia dihormati tidak hanya sebagai menyesatkan tetapi membahayakan dengan referensi terhadap moral dan spiritual bagi kesejahteraan setiap orang. Dia tidak mempercayai Tuhan yang ditujukan atau yang dilakukan tidak sesuai dengan moral dan tingkah laku. Walaupun demikian dia percaya pada kekuatan Tuhan untuk mengabulkan kebaikan hati yang sangat istimewa untuk seseorang yang berdoa, menawar, dan bentuk lain seperti pemujaan.

  1. Pada sisi positif dia tetap mengerti kebenaran agama dan melakukan dengan kedua makna terbesar untuk hidup didalam individu dan untuk itu Negara sebagai keseluruhan. Hal yang paling penting yang dia lampirkan untuk menunjukan pernyataannya di dalam hukum sebagai pengaruh bahwa atheis ditujukan untuk melatih dan menentang terhadap suatu agama, sebaiknya hal tersebut tidak ditoleransi dalam sebuah Negara. Walaupun fakta yang berafiliasi pada tipe ini melibatkan sebuah sensor dari kepercayaan, Plato dengan jelas merasa hal itu diperlukan dalam kasus ini, karena dia menempatkan sebuah nilai tertinggi pada sebuah kontribusi yang mana agama bisa membuat pencapaian untuk kehidupan yang lebih baik.

  1. Konsep Plato terhadap Tuhan didasari pada kedua moral dan dipusatkan pada Metafisika. Pada sisi moral itu assosiasi tersebut ditutup, jika tidak teridentifikasi dengan pemikiran yang bagus. Kebutuhan moral yang menyatakan pilihan diantara baik, buruk, dan apapun yang benar berbeda diantara dua tujuan tersebut yang hanya bisa membuat penerimaan terhadap hal – hal yang mutlak meliputi keputusan yang bisa dibuat. Pada sisi Metafisika tersebut alam semesta sungguh tidak seperti yang kita tahu dan mengerti hal itu bisa memurnikan hasil dari kesempatan yang tersembunyi atau butir material yang berdentum melawan satu dengan yang lain tanpa arah dan tujuan. Semua bukti telah tampak dan tersedia untuk mendukung pemikiran bahwa alam semesta adalah kosmos yang hanya lebih pada kekacau balauan. Ini lebih kepada produk dari sebuah pemikiran yang cerdas dan memiliki tujuan pemikiran dan pemikiran ini yang telah tertuju pada realitas kebaikan yaitu Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar